SAKAMENA NEWS | Ambon – Kota Ambon menorehkan sejarah baru dalam pembangunan ekonomi regional. Selasa (9 September 2025), Kadin Indonesia bersama Transition Fund Limited (TFL) Swedia dan Pemerintah Kota Ambon resmi menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk percepatan pembangunan enam sektor prioritas.

Penandatanganan MoU dilakukan oleh Ketua Komite Tetap Kerjasama Sinergi Investasi Daerah Kadin Indonesia, Reza Valdo Maspaitella; Founder TFL Swedia, Prof. Dr. Niclas Adler; serta Wali Kota Ambon, Drs. Bodewin M. Wattimena, M.Si. Kesepakatan ini juga membuka jalan bagi keterlibatan dua BUMN besar asal Cina, sebagai bagian dari komitmen investasi global untuk Maluku. Turut hadir Wakil Wali Kota Ambon, Ely Toisutta, S.Sos., dan Pj. Sekretaris Kota Ambon, Robert Sapulette, ST., MT.
Dalam sambutannya, Reza Maspaitella menegaskan peran Kadin Indonesia sebagai penghubung percepatan pembangunan melalui investasi lintas sektor.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Beta ini di Kadin, jadi tentu pakai beta punya topik Kadin. Tugas ini adalah bagaimana membangun sinergitas percepatan pembangunan daerah lewat investasi BUMN, BUMD, swasta nasional, dan swasta asing. Katong siapkan pembiayaan dan infrastruktur lewat skema Indonesia Regional Development Fund. Itu tujuan utamanya. Beta seng mau daerah hanya jadi penonton, tapi harus jadi pelaku utama pembangunan,” ujar Reza.
Meski berskala nasional, Maluku tetap menjadi prioritas. Prof. Adler telah meninjau potensi daerah beberapa minggu sebelumnya, dan keterlibatan dua BUMN Cina membuat komitmen investasi ini semakin nyata dan siap diimplementasikan.
MoU ini menyasar enam sektor strategis:
- Penyediaan air bersih
- Pengelolaan sampah dan konversinya menjadi energi
- Pembangunan energi terbarukan
- Manajemen transportasi perkotaan
- Program Ambon Blushing
- Rehabilitasi permukiman kumuh menjadi rumah susun modern dan layak huni
Reza menegaskan bahwa, kerja sama ini bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan model ekonomi baru yang berkelanjutan. Potensi besar Maluku terletak pada keanekaragaman hayati laut, termasuk terumbu karang yang bisa menjadi bahan baku obat kanker lebih efektif dan ekonomis.
“Ambon bukan hanya terkenal dengan rempah 450 tahun lalu, tapi sekarang katong lagi membangun ekonomi baru berbasis laut. Maluku bisa jadi pusat riset farmasi dunia, tempat lahirnya obat-obat baru, pabrik farmasi, dan marine biodiversity university dunia,” ujar Reza optimis.
Prof. Adler menegaskan, investasi ini bukan sekadar soal ekonomi, tapi langkah membangun peradaban baru berbasis kekayaan alam. Keunikan Maluku diharapkan menjadi rujukan global pembangunan ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Kesepakatan ini bertepatan dengan peringatan 450 tahun Kota Ambon. Bila dahulu Ambon berjaya karena rempah, kini sejarah baru ditulis melalui ekonomi global berbasis alam. Langkah nyata dijadwalkan mulai beberapa minggu ke depan, dan dalam enam hingga dua belas bulan, masyarakat diharapkan merasakan hasil implementasi MoU ini.
Ambon kini tidak lagi hanya kota sejarah, tetapi telah bertransformasi menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru berbasis alam bagi Maluku, Indonesia, bahkan dunia.
Penulis : AM
Editor : Tim Redaksi Sakamena News