SAKAMENA NEWS Masohi, 3 April 2025 – Bentrokan antarwarga kembali terjadi di Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah. Insiden yang melibatkan warga Desa Sawai dan Desa Rumaholat pecah pada Kamis pagi (3/4), setelah ketegangan di antara kedua belah pihak memanas.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, bentrokan bermula sekitar pukul 09.30 WIT, setelah seorang sopir asal Rumaholat diduga mengalami penganiayaan saat melintas di ruas jalan Sawai. Insiden ini memicu kemarahan warga Rumaholat, yang kemudian melakukan aksi protes dengan menebang tanaman umur panjang milik warga Sawai di perbatasan desa.
Warga Sawai yang mengetahui tindakan tersebut segera bergerak ke perbatasan, hingga akhirnya terjadi bentrokan hebat antara dua kelompok warga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Akibat bentrokan ini, seorang anggota kepolisian, Bripka Husni Abdullah, yang berada di lokasi untuk meredam konflik, menjadi korban tewas akibat luka tembak di bagian kepala. Selain itu, empat warga lainnya dilaporkan mengalami luka akibat tembakan senapan angin. Sejumlah rumah warga pun turut dibakar dalam insiden ini.
Wabup Maluku Tengah Imbau Warga Menahan Diri
Menanggapi insiden ini, Wakil Bupati Maluku Tengah Mario Lawalata langsung memberikan pernyataan tegas terkait situasi yang terjadi. Dalam wawancara via telepon, Mario menyesalkan insiden tersebut dan mengimbau seluruh warga untuk menahan diri.
“Kami sangat prihatin dengan kejadian ini. Saya mengajak seluruh masyarakat untuk tidak terpancing emosi dan tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum tentu benar. Konflik seperti ini hanya akan membawa kerugian bagi kita semua,” ujar Mario.
Ia juga memastikan bahwa pemerintah daerah telah mengambil langkah cepat dengan mengerahkan aparat keamanan untuk mengendalikan situasi.
“Kami telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan TNI agar situasi dapat segera dikendalikan. Kami juga meminta para tokoh masyarakat dan pemerintah desa untuk berperan aktif dalam menenangkan warganya,” tambahnya.
Mario menekankan bahwa segala bentuk sengketa seharusnya diselesaikan melalui jalur hukum, bukan dengan aksi kekerasan yang hanya memperparah keadaan.
“Jika ada persoalan, kita selesaikan secara hukum, bukan dengan bentrokan yang merugikan semua pihak. Kami berharap masyarakat bisa mempercayakan penyelesaian konflik ini kepada pemerintah dan aparat yang berwenang,” tutupnya.
Sementara itu, aparat kepolisian dan TNI telah disiagakan di wilayah tersebut guna mengantisipasi potensi bentrokan lanjutan. Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah terus melakukan pendekatan dan dialog dengan kedua belah pihak agar situasi dapat kembali kondusif.
Penulis : Weyber Pagaya,SH