SAKAMENA | Ambon – Gedung megah terbengkalai, Terminal Transit Passo sudah lama jadi “monumen mangkrak” di pintu masuk Kota Ambon, dari Maluku Tengah. Bangunan besar itu awalnya dirancang jadi terminal tipe B, pusat transit angkutan antar provinsi dan antar kota. Tapi sejak dibangun di masa Walikota Joppie Papilaya, proyek ini terhenti di tengah jalan. Masalah hukum, persoalan anggaran, dan tarik ulur kewenangan membuat gedung ini hanya jadi pajangan kosong, tanpa pernah berfungsi sesuai tujuan awal.
Bertahun-tahun masyarakat Kota Ambon dan Maluku hanya bisa lihat gedung itu berdiri kokoh, tapi tak pernah selesai dikerjakan dan tidak terawat. Dari jauh kelihatan besar, tapi makin dekat, yang nampak hanyalah tiang-tiang kusam, kaca retak, dan lingkungan yang tidak enak dipandang mata. Beta jujur, tiap kali lewat situ, rasa miris. Terminal Transit Passo lebih mirip gedung hantu ketimbang fasilitas publik, apalagi beredar cerita mistis di sekitar area tersebut, menambah kesan horor yang membuat “bulu badang badiri”.
Namun, waktu Pemerintah Kota Ambon meluncurkan 17 Program Prioritas Walikota dan Wakil Walikota Ambon, Bodewin Wattimena – Elly Toisuta, beta sempat tanya dalam hati: kenapa terminal ini seng masuk dalam program prioritas? Bukankah bangunan mangkrak sebesar ini juga masalah besar yang harus dituntaskan?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kesempatan itu akhirnya tiba ketika Safari Ramadan di Bank Maluku beberapa waktu lalu. Di tengah riuh suara speaker yang keras, beta sempat mendekati Walikota, lalu Beta bisi-bisi: “Kaka Walikota, kenapa Terminal Transit Passo seng masuk dalam 17 program prioritas?”
Dengan wajah tenang, Walikota langsung jawab: “Terminal Transit Passo itu terminal tipe B. Aturan bilang, kewenangan ada di Pemerintah Provinsi, bukan di Kota Ambon. sempat menjadi pertanyaan besar dalam benak Beta bahwa, kenapa walikota menjawab seperti ini? apakah sengaja tidak dimasukkan supaya tidak menjadi beban pemerintah kota sendiri, karena proyek itu bermasalah? atau apakah Walikota sendiri tidak mau terlalu menyibukan diri dengan pekerjaan orang lain yang bermasalah dan harus beliau yang tanggung? atau apakah Beliau punya rencana dan ide tersendiri dengan Gedung Mangkrak tersebut?
Ternyata setelah beberapa bulan semenjak hari itu, pertanyaan-pertanyaan ini pun hari ini terjawabkan. Terminal Transit Passo akan dirubah menjadi Balai Kota Ambon, Bodewin Wattimena Jago! Bisa kita lihat dan buktikan sendiri dengan mata kepala, hari ini hampir semua program prioritas dari 17 Program, dieksekusi dengan cantik dan mulus, hanya dalam kurun waktu singkat, tidak sampai satu tahun, hanya beberapa bulan saja, ini menunjukan bahwa hal prioritas yang diutamakan adalah masyarakat, baru setelah hampir semua program dieksekusi, kemudian muncul Gebrakan dan kebijakan dari Beliau sendiri untuk menjadikan Terminal Transit Passo menjadi Balai Kota Ambon.
Dari situ beta sadar, Walikota Bodewin Wattimena adalah tipe pemimpin yang mengutamakan rakyatnya terlebih dahulu, baru kemudian ASN Pemerintah kota. Beliau terbukti Visioner, dan bukan tipe pemimpin yang suka lempar tanggung jawab kalau terbentur aturan. Dia justru cari jalan keluar, manfaatkan apa yang ada, dan bikin aset mati jadi hidup kembali.
Kenapa harus kantor Balai Kota? Sangat jelas kondisi kantor yang sekarang dipakai Pemkot Ambon sudah sangat memprihatinkan. jumlah Pegawai Ribuan, Ruang kerja sempit, fasilitas minim, bocor dimana-mana, bahkan ruang kepala dinas pun bocor, sangat jauh dari kata layak untuk pusat pemerintahan sebuah kota besar, yang dalam tahap menuju Smart City. ASN dan OPD butuh ruang kerja yang memadai, sebab pelayanan publik yang baik hanya bisa lahir dari birokrasi yang punya tempat kerja yang sehat dan layak.
Di sinilah ide cemerlang itu muncul. Terminal Transit Passo, yang bertahun-tahun hanya jadi bangunan terbengkalai, diubah fungsinya jadi Kantor Balai Ambon. Artinya, bukan hanya menyelesaikan masalah gedung mangkrak, tapi juga menjawab kebutuhan ASN untuk bekerja lebih baik. terlepas dari itu, Bodewin Wattimena adalah “Anak Passo”, karena beliau tumbuh dan besar disana, dan itu juga bukan berarti hanya Passo saja yang jadi prioritas, tapi secara objektif, Balai Kota akan berdampak signifikan terhadap pemerintahan dan roda ekonomi, jika posisinya berada di Passo.
Yang menarik, Walikota juga pandai pisahkan mana program untuk masyarakat langsung, dan mana program untuk internal ASN Pemkot.
- 17 Program Prioritas difokuskan untuk masyarakat: pendidikan, kesehatan, air bersih, jalan, pelayanan publik, dan kesejahteraan rakyat.
- Terminal Transit Passo dijadikan proyek prioritas khusus untuk ASN, sebagai rumah kerja baru yang layak, agar mereka bisa bekerja lebih produktif dalam melayani masyarakat.
Dan benar saja, langkah spektakuler itu langsung dibuktikan. Pelantikan pejabat tinggi pratama lingkup Pemkot Ambon dilakukan langsung di Terminal Transit Passo. Itu bukan hanya acara formal biasa, tapi simbol kuat: dari gedung terminal yang tidak pernah berfungsi, kini akan berubah jadi jantung pemerintahan Kota Ambon.
Transformasi ini membuat banyak orang angkat topi. Terminal yang dulu jadi “beban sejarah”, kini akan menjadi pusat pelayanan dan pengambilan kebijakan. Bodewin Wattimena membuktikan kalau kepemimpinan adalah soal keberanian mengambil keputusan dan kemampuan tersendiri yang jarang dimiliki pemimpin lain untuk melihat peluang dari keterbatasan.
Beta rasa, langkah Walikota ini bukan hanya strategi cerdas, tapi juga warisan sejarah. Bayangkan, sebuah bangunan yang dulu jadi bahan omongan miring masyarakat, kini jadi saksi inovasi seorang pemimpin kota. Dengan keputusan itu, Walikota seakan mau bilang: tidak ada aset yang harus dibuang, semua bisa dimanfaatkan, asal dengan niat dan visi yang jelas.
Inilah alasan kenapa Beta bilang: “Bodewin Wattimena jago!” Dia seng hanya pandai bicara, tapi juga tunjukkan tindakan nyata. Ide spektakuler ini akan tercatat sebagai terobosan besar, bagaimana seorang Bodewin Wattimena bisa menghidupkan kembali bangunan mati, dan memisahkan jelas mana prioritas untuk masyarakat dan mana untuk ASN, tapi semua demi satu tujuan: BETA par AMBON – AMBON par SAMUA.
Penulis : Weyber Pagaya,SH
Editor : Tim Redaksi Sakamena News